Minggu, 01 Februari 2009


Mungkin sudah bukan rahasia umum lagi, jika sebagian besar mengganggap bahwa anime atau biasa di sebut film kartun jepang diistilahkan sebagai tontonan anak kecil. Seperti film, anime sendiri juga terdiri dari beberapa genre seperti drama, fantasy, action, sci-fi, komedi, dewasa, dsb. Sama halnya juga dengan tokusatsu.

Salah kaprah tentang anime dan tokusatsu memang membuat pandangan sebagian orang terhadap mereka yang memiliki hoby nonton anime dan tokusatsu menjadi negatif. Sebenarnya juga tidak bisa menyalahkan mereka. Tapi secara extrem mereka -tidak menyukai anime dan toku- menyama ratakan semua genre dalam anime dan tokusatsu menjadi sejajar, yaitu untuk anak kecil. -he-

Kesalahan sebenarnya terletak pada stasiun TV yang menayangkan anime tersebut. Saya akan menjabarkan letak kesalahan dari kebayakan stasiun TV di indonesia.

  • Persepsi tentang film kartun dan anime, Jika kita melihat lebih jauh tentang film kartun klasik seperti snow white, cinderela, tentunya sudah jauh berbeda bukan. Jika anda melihat ada perbedaan besar antara animasi jepang dan amerika. Animasi amerika kebanyakan mempertahakan kesan 2D sementara jepang lebih menyukai menggabungkan kedua unsur 3D dan 2D, jadilah anime.Kalo saya lebih suka menyebutnya sekarang sebagai film animasi, atau bisa juga ditulis anime. Film kartun memberikan “momok” bahwa ini adalah tontonan anak kecil. Lalu bagaimana dengan film incredible, ant bull, dsb ? Film untuk anak kecil kah… bukan kah ini bisa ditonton oleh semua umur.
  • Anime sebagai Sinema anak, dari judul saja sudah keliatan kan untuk anak kecil. disini juga sebenarnya pihak stasiun TV juga salah. Judul yang tepat adalah film animasi atau anime. Indosiar merupakan stasiun yang sangat sering menayangkan anime, namun peletakan judul terhadap acara anime-anime ini sangatlah tidak tepat.
  • Gundam Seed Destiny merupakan serial anime yang paling sering ditayangkan di indosiar, mulai dari tayangan Gundam Wing, Gundam Seed sampai sekarang Gundam Seed Destiny. Jika anda mengikuti serial anime ini, sebenarnya unsur yang ditayangkan oleh anime ini adalah seputar POLITIK dan MILITER. Perang, Robot (Mecha), hanyalah bumbu sehingga tayangan ini bisa di tonton oleh semua umur. Semua produk anime gundam bisa dibilang adalah star wars-nya jepang. Atau amerika yang terinspirasi dengan anime ini, sehingga muncullah star wars :).

  • Penempatan Rating, Saya yakin betul anda pernah melihat tayangan2 yang menampilkan rating semua umur (SU), dewasa (D) dan bimbingan orang tua (BO). Sebenarnya ini juga hal yang harus ada di film anime, tapi banyak juga dari stasiun TV yang melupakan hal ini. saya sangat menghargai betul dengan Global TV yang meletakkan Naruto pada rating SU.

Lalu bagaimana dengan Tokusatsu ?
Tokusatsu atau bisa juga disebut Live Action merupakan film yang dimainkan oleh manusia yang bersifat kepahlawanan atau bertema super hero dengan menggunakan teknologi animasi terbaru, baik spesial efek, 3D, dsb.

Di amerika yang tergolong dalam Live Action (Tokusatsu) sangat banyak, seperti Kill Bill, The Matrix, Spiderman, Trasformers, TMNT, Ghost Rider, Fantastic 4, Hulk, Star Wars, 300, TLOTR, dsb. Jika anda menyukai film ini sebenarnya secara tidak langsung, suka tidak suka, anda sama dengan kami para hobies anime dan tokusatsu. Namun sudut pandang kita berbeda, anda lebih berat ke amerika, sementara kami ke jepang.

Dan Film di matrix sendiri juga terinspirasi dari anime Ghost In The Shell.

Anime yang diangkat ke Live Action pun sudah cukup banyak, seperti :

1. Casshern (diangkat dari anime casshern)
2. Shinobi (dari anime Basilisk -versi animenya banyak menonjolkan unsur sex, nudity dan darah-)
3. Devil Man (dari anime Devilman)
4. Death Note & Death Note The Last Name (diangkat dari manga dan anime Death Note)
5. DOA (diangkat dari Game Death Or Live) - tapi saya tidak terlalu suka film ini selain penjiwaan dari para karakter yang tidak pas, juga terlalu mengekspos tubuh wanita -
6. Blood The Last Vampire (dari anime Blood) - Comming Soon -
7. Dan masih banyak lagi.

Saya yakin lebih banyak yang menyukai Live Action yang diangkat dari anime daripada menonton animenya sendiri.

Jadi siapa yang patut disalahkan ? ga ada, kita cuman punya sudut pandang yang berbeda. Tentu saja teman yang memiliki hoby anime dan tokusatsu merasa risih jika dibilang “anak kecil”. Namun ketidaksukaan seseorang terhadap film kartun (animasi) pun juga tidak bisa disalahkan. Lah… yang namanya ga suka, kl dipaksain suka tetep aja ga bisa.

Intinya teman-teman yang memiliki hoby nonton anime dan toku pun tidak selamanya anak kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar